Selasa, 29 November 2011

curhaaat alay

menyadari bahwa hidup tak selamanya berwarna, tak selamanya cerah..
layaknya bunga yang layu setelah ia mekar mewangi
lalu mati, dan ia dibuang
tak lagi dikenang, karena telah mekar kembali bunga yang jauh lebih indah
HIDUP memang tak selamanya seberuntung pelangi
yang hadirnya selalu dinanti-nanti saat rintik hujan pergi


kalian pernah ulangan matematika kan? mungkin, sebagian besar dari kalian kalok pas mau ulangan, pasti bakalan berusaha mati-matian ngapalin itu rumus yang bakalan keluar. tapi setelahnya? bakalan ngilang deh tu rumus dari otak. iyakan? ayok deh ngakuuu... :p
nah, sekarang coba kalian bandingin yaa. #awas kalo nggak mau #meksa dikit :p. apa bedanya rumus matematika sama SAHABAT yang cuma dateng pas dia butuh aja?  apa dia masih pantes disebut "sahabat"? Penteskah??? :))

oke, apa kalian punya temen macam itu? mudah-mudahan enggak aja deh.. jangan nyampek, karena kalian bakalan capek sendiri. tapi kalok udah terlanjur yaudah, nasib kita sama berarti. -_________-

kenapa aku nulis postingan kayak gini? hmm, mungkin karena udah saking kecewanya aku sama tuh anak. udah bener-bener memuncak! kalok disambung-sambungin sama grafik fungsi parabola, sekarang rasa kecewa itu udah ada dititik puncaknya!! awalnya, dia ngirim-ngirim puisi yang isinya tentang ke-jeles-annya dia ke salah satu temen, dengan alasan yang super-duper sepele sekali. gara-gara aku nggak punya pulsa, otomatis aku nggak bisa bales puisinya itu. tapi, sebagai temen yang baik #ceileh pas mau pulang aku nanya dia "kamu kenapae ***?" . tapi apa kalian tau reaksinya? DIA NGACANGIN AKU SAUDARA-SAUDARA!!! . sebagai manusia biasa yang masih punya perasaan, aku jelas mutung + kecewa lah! karuan aja, habis itu di tangga aku triak-teriak gaje. biarin mau dikatain kurang waras, terserahlah! #abaikan. nah, setelah kejadian itu, dia nggak pernah lagi ngirim sms apapun, eh kecuali 1 puisi -masih dengan tema yang sama-pas aku nyampek rumah.
lalala.. oke, nggak papa kok sebenernya. emang dia butuh dihibur? mungkin sih iya, tapi semua kata-kata penghiburan bakal dia bantah. dia bakal tetep keukeuh sama pendiriannya. yaudah, terserah dia aja lah! toh dia bakalan sembuh sendiri, tenang ajaa *emang siapa yang panik? :p*


saya tegaskan. kamu bukan satu-satunya sahabat ataupun temen yang aku punya. jadi, kamu mau ngapain kek, nggak ada pengaruhya sedikitpun sama aku. sekian dan terimakasih~



*1 tahun kemudian*

ternyata.....................
aku baru nyadar, aku lebay banget yah .___. *uhuk*

Minggu, 27 November 2011

26 November 2011

menyadari takdir yang buatku tersentak
hingga kaki ini tak lagi mampu menapaki terjalnya hari
dan tangan yang semakin tak menjangkau cita yang terlalu tinggi kugantungkan
cita yang mustahil tergapai
bagai mengharap cahaya mentari di malam hari
saat gelap berhiaskan sunyi

sudah terlalu lama diri ini mendamba sebuah bintang
bintang yang selalu terangi hatiku yang kelam
walau tak sedikitpun ia sadari
hingga hati ini tak mampu lagi untuk berharap
dan tak lagi berdarah kala ia tersayat

-6 jam 30 menit menuju hari itu-

Sabtu, 19 November 2011

kelam

kini petang tiba
menorehkan bayang yang terlukis dengan hangatnya sinar rembulan
dan bintang-bintang yang seolah membuat malam ini menjadi lebih sempurna. indah!

semua ini bagai tanpa cela
jika awan itu tak lagi membayangi hariku
mungkin lebih baik tersenyum bersama bayang yang kelam, daripada menangis di bawah terangnya cahaya bintang.

ya, setidaknya aku masih memiliki bayang yang akan terus membuatku tersenyum bahagia :)


hanya sepi

seperti seekor kunang-kunang
yang berpendar indah ditengah sepinya malam
dibawah temaramnya cahaya rembulan
menemani bintang yang bersembunyi di balik hitamnya langit
menyempurnakan irama melodi katak
dipinggir gemericik arus sungai
yang menyimpan beribu misteri di dasarnya

walau hanya berteman kunang-kunang malam kemarin, sekarang, dan seterusnya
setidaknya masih ada seuntai pelangi yang indah
yang selalu menyusup dalam setiap desah nafasku
tak hanya ketika hujan berhenti curahkan semua kisahnya
atau saat badai menderu, menghantam karang ditepian pantai yang hancur ditelan sunyi.